Total Tayangan Halaman

Senin, 25 Oktober 2010

Pembenihan Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker)

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker) / Clown loach merupakan spesies ikan hias air tawar asli Indonesia yang banyak ditemuan di perairan umum di Sumatra dan Kalimantan, memiliki nilai ekonomis tinggi dan merupakan komoditas potensial untuk ekspor ke mancanegara terutama Asia , Amerika Serikat dan beberapa Negara Uni Eropa.Ikan ini diketahui pertama kali di ekspor keluar negeri pada tahun 1935.

            Kendala yang dihadapi saat ini yaitu ketersedian benih karena masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam. Hasil tangkapan setiap tahunya berfluktuasi,tergantung pada musim dan cenderung menurun.Hal ini karena botia belum dapat di tangkarkan dan produksinya masih mengandalkan tangkapan dari alam.Oleh karena itu diperlukan teknologi pembenihan sebagai upaya perlindungan dan pengelolaan plasma nutfah ikan asli Indonesia.

            Selain itu,ada peraturan pemerintah untuk menjaga kelestarianya sehingga ada larangan untuk menangkap atau memperdagangkan botia berukuran lebih dari 15 cm.Bila tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya,pengambilan botia dari alam yang dilakukan secara terus-menerus dapat merusak populasi ikan hias ini

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker)

2.1.1 Klasifikasi Ikan Botia (Botia macracanthus Bleeker)

Klasifikasi ikan botia yaitu Fillum : Chordate; Kelas : Osteichthyes; Subkelas : Actinopterygii; Ordo : Teleostei; Subordo : Cyprinoidea; Famili : Cobitidae; Genus : Botia; Spesies : Botia macracanthus Bleeker

2.1. 2 Morfologi

            Bentuk tubuh ikan botia adalah agak bulat memanjang dan agak pipih ke samping, kepala agak meruncing pipih kearah mulut (seperti torpedo). Badan tidak bersisik,mulut agak kebawah dengan 4 pasang sungut diatasnya patil / duri dibawah mata yang akan keluar apabila marasa ada bahaya. Sirip dada dan sirip perut / anal berpasangan, sirip punggung tunggal dan sirip ekor bercagak agak dalam.

            Warna ikan kuning cerah dengan 3 garis lebar atau pita hitam lebar. Pita pertama melingkari kepala melewati mata, yang kedua dibagian depan sirip punggung dan yang ketiga memotong sirip punggung bagian belakang sampai ke pangkal ekor. Sirip berwarna merah oranye kecuali sirip punggung yang terpotong garis hitam.

2.2 Penyebaran

            Penyebaran ikan botia sangat luas yaitu di sungai-sungai Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan. Hidup dalam kelompok mulai dari hulu sampai ke muara. Daerah penangkapan ikan ini adalah diperairan yang tenang yaitu rawa-rawa dan sungai bagian hilir. Anak- anak botia umumnya ditangkap di “nursery ground” yaitu ditempat air pasang sampai ke hilir sungai. Penangkapan dengan bubu dari bamboo dipasang di mulut sungai ke rawa-rawa.

2.3 Habitat

            Daerah sungai dengan kondisi air ber pH yang agak asam antara 5,0 - 7,0 , suhu 24 -300C merupakan habitat ikan botia.Perairan jernih dengan batu-batuan dasar merupakan tempat botia tinggal. Dari survey yang dilakukan di daerah Sumatera Selatan (sungai Musi) diketahui anak-anak botia hidup di daerah yang berarus lemah, dasar lumpur dan keruh dengan kedalaman 5-10  m. Sementara induknya berada di daerah dengan arus kuat (hulu) yang jernih dan kasar berpasir dan bebatuan maximum kedalaman adalah sekitar 2 m. Ikan botia hidup di dasar perairan (termasuk ikan dasar), yang aktif mencari makan pada malam hari (nocturnal). Termasuk ikan yang pemalu sehingga lindungan atau sembunyian dalam pemeliharaan amat diperlukan.

2.4 Kebiasaan makan

            Termasuk ikan omnivora atau makan apa saja walaupun pakan hidup lebih disukai. Sebagai ikan dasar maka pakannya adalah organism dasar perairan seperti cacing baik cacing rambut (Tubifex sp.) atau larva insekta dasar seperti cacing darah (Chironomus sp.), Penelitian yang mengamati di alam pada lambung botia juga ditemukan udang-udang kecil.

2.5 Reproduksi

            Belum diketahui bagaimana ikan botia berkembang biak di alam. Hanya saja anak-anak ikan ini banyak ditangkap pada musim hujan yaitu bulan oktober sampai januari,yang mengindikasikan saat itu adalah saat botia memijah. Sementara pada musim kemarau tidak ada anak botia di alam. Pemijahan yang dilakukan di lingkungan budidaya adalah degan teknologi stimulasi hormone untuk merangsang pemijahan dan pembuahan yang dilakukan dengan cara buatan.

2.6 Pemilihan induk

            Hingga saat ini, induk botia masih didatangkan dari alam atau harus dibeli di tempat penangkapan. Induk kemudian dipelihara dalam tempat pemeliharaan yang tertutup atau wadah pemeliharaannya dilengkapi tutup agar sinar tidak banyak masuk. Adaptasi untuk matang gonad ikan ini agak lama sekitar 8-10 bulan. Induk yang matang gonad ditandai dengan gendutnya induk betina. Cara kanulasi merupakan cara yang paling efektif untuk menentukan kematangan gonad. Apabila ukuran telur sudah mencapai 1,1-1,2 mm ikan dapat dipijahkan. Untuk induk jantan dapat dilakukan pengurutan dan bila sudah dapat keluar sperma yaitu cairan putih susu berarti dia matang.

2.7          Teknik Pemijahan

2.7.1 Persiapan Wadah dan Alat

         Pemijahan ikan botia dilakukan secara buatan.Wadah yang digunakan untk menampung telur dan sperma adalah menggunakan wadah yang licin dan bebas air seperti mangkok dan petri untuk menghindari terjadinya kerusakan pada telur dan untuk mempermudah dalam peroses pembuahan. Persiapan yang lain adalah spuit 1,0 ml yang sudah diambil jarumya untuk menyedot sperma yang keluar. Larutan garam fisiologis atau NaCl 0,9 % juga dipersiapkan untuk mengencerkan sperma dan untuk mempertahankan sperma. Selain itu juga untuk mempertahankan sperma disiapkan juga cool box yang diisi es untuk penyimpanan sperma sementara.

2.7.2 Seleksi Induk Matang Gonad

            Seleksi induk matang gonad untuk pemijahan dapat dilakukan denga memilih induk yang telah benar-benar siap untuk dipijahkan. Untuk menghindari keracunan maka sebelum induk diseleksi akan lebih baik bila tidak diberi pakan paling kurang 12 jam. Ada 2 tahapan yang perlu dikerjakan untuk memilih induk betina matang gonad.

            Pertama,dengan cara visual dan rabaan. Induk yang tampak gedut perutya dan diraba lembut tidak keras umumya merupakan induk yang siap pijah. Induk-induk yang terlihat demikian dapat dipisahkan ketempat yang disediakan untuk peroses pemijahan lebih lanjut. Cara rabaan ini sangat kasar dan tidak dapat diandalkan ketempatnya,karenanya tahap pemeriksaan kedua harus dilakuan.

            Kedua,dengan cara kanulasi atau katerisasi,yaitu mengambil contoh telur dengan kanulasi atau kateter. Kateter bayi no:6 FR cukup lentur dan sesuai untuk ikan botia, Selain telur botia dapat masuk kedalam selang kateter mudah pula untuk memasukannya kedalam lubang genitalnya. Untuk keperluan kanulasi atau kateterisasi induk dapat dibius dulu agar tenang dengan phenoxy ethanol sebanyak 0,3 mL/L. Apabila induk botia sudah diam atau pingsan maka ujung kateter dapat dimasukan kelubang genital induk sedalam 5-7 cm, sementara ujung yang lain dapat disedot dengan mulut hati-hati atau pelan-pelan. Telur akan masuk kedalam selang kateter.

            Warna,ukuran dan stadium dari telur dapat diperiksa. Warna abu-abu agak kehijauan menandakan telur sudah mulai matang. Ukuran telur dapat diperiksa dibawah mikroskop binokuler,dengan menambahkan larutan garam fisiologis (larutan NaCl 0,9 %) dalam cawan petri. Telur yang sudah matang akan berukuran diameter antara 1,2-1,4 mm dan sudah homogen. Stadium telur diperiksa untuk melihat kedudukan intinya, dan akan dapat dilihat dengan mikroskop binokuler juga. Untuk keperluan ini digunakan larutan serra yang dapat dibuat dari campura antara asam asetat,formalin 40% dan etanol 70% dengan perbandingan 1:1:1(Rothbard,1997) atau etanol 60%,formalin 30% dan asam asetat 10%(slembrouck et al,2003). Kedua formalin dapat digunakan dan hasilnya sama-sama bagus,hanya mungkin dalam waktu yang pertama lebih cepat dari yang kedua dalam melunturkan kuning telur(yolk). Larutan Serra dapat melisiskan atau melunturkan isi telur sehingga isi telur yang lisis paling akhir akan kelihatan letaknya. Oleh karena itu untuk melihat telur dalam larutan  serra ini harus cepat. Biasanya begitu telur masuk ditunggu 2-5 menit inti telur akan terlihat jelas,lebih dari waktu itu misal 10 menit maka inti telur akan lisis juga sehingga sudah tidak dapat dilihat lagi stadium telurnya. Pada telur yang sudah matang inti telur letaknya sudah kepinggir. Pada telur yang sudah siap ovulasi maka inti sudah amat kepinggir dan pecah (dekomposisi)yang disebut stadium Germinal Vesicle Break Down (SVBD). Untuk induk jantan dapat dilihat dengan pengurutan dan bila sudah dapat keluar sperma yaitu cairan putih susu berarti dia matang.

2.7.3 Ciri Induk yang Matang Gonad

      Ciri induk yang matang gonad sebagai berikut :   

1.    Betina

·         Bobot induk > 80 gram

·         Perut gendut

·         Apabila dilakukan pengambilan sample telur dengan cara kanulasi/kateterisasi,telur berwarna abu-abu

2.    Jantan

·         Bobot induk > 40 gram

·         Perut langsing

·         Apabila dilakukan pengurutan pada bagian perut akan keluar cairan putih yaitu sperma.

2.7.4 Teknik Rangsangan Pemijahan

            Untuk merangsang ovulasi atau spermiasi pada induk yang telah matang gonad dilakukan dengan cara stimulasi yaitu suntikan dengan hormon gonadotropin. Induk yang telah matang gonad dari pemeriksaan. Dapat diperlakukan dengan stimulasi ini.

            Hormon yang digunakan adalah “ovaprim” yang merupakan produk dari Syndel Kanada yang berisi hormon GnRH dan domperidon yang banyak dijual di toko perikanan. Kadar yang digunakan dalam penyuntikan ini adalah untuk induk betina 1,0 mL/kg berat induk. Induk betina disutik dua kali yaitu yang pertama adalah 0,4 ml/kg (jam 16.00 – 17.00) dan suntikan kedua adalah sisa kadar dengan interval 6 jam. Induk jantan disuntik bersamaan dengan suntikan pertama induk betina.

            Cara penyuntikan dengan spuit kecil ( 1,0 ml ) tetapi jarum digunakan yang agak besar (jarum  dari spuit 2,5 ml ) agar biasa masuk lebih dalam kedaging sehingga hormon dapat benar-benar masuk dan tidak ada hormon yang ikut  keluar saat jarum ditarik. Tempat suntikan dibawah sirip punggung kira-kira 1 cm. Arah jarum adalah 300 ke arah kepala.agar ikan tidak berontak maka penggunaan bius seperti saat kanulasi dapat dilakukan. Sesudah disuntik ikan dapat dimasukkan kembali ke tempat pemeliharaan (akuarium atau bak). Stripping pada induk jantan dilakukan bila induk sudah tampak gelisah dan berenang dengan mengibas-ngibaskan ekor.

2.7.5 Stripping

Tahapan stripping pada induk jantan adalah sebagai berikut.

1. Setelah induk jantan ditangkap,lap tubuhnya hingga kering agar sperma yang diambil tidak bercampur air,kemudian bius menggunakan MS22 atau phenoxy ethanol 0,3 ml/l air.

2. Sedot sperma menggunakan spuit berisi garam fisiologis, kemudian tamping ke dalam wadah berupa mangkuk kecil.

3. Encerkan sperma dengan menambahkan larutan garam fisiologis (perbandingan 1 :3 hingga 1:

4.   Simpan dalam suhu dingin seperti kulkas atau ice box. Sperma ini dapat tahan sampai 4-6 jam.

Sementara stripping induk betina dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Seperti halnya pada induk jantan,sebelum stripping dilakukan induk betina harus dalam kondisi kering untuk selanjutnya dilakukan pembiusan.

2. Setelah dibius, lakukan pengurutan hingga telur keluar.Tampung telur dalam wadah berupa mangkuk atau piring yang permukaannya halus.

3. Bila ketika diurut masih terasa berat, tunggu sejenak hingga terasa ringan kembali.

4. Lakukan pengurutan sedikit demi sedikit hingga telur habis


Pembuahan atau fertilisasi ikan botia dilakukan dengan cara artificial atau buatan yaitu mencampur telur dengan sperma. Telur yang sudah dikoleksi dalam wadah disemprotkan atau dicampurkan dengan sperma yang sudah diencerkan. Tambahkan air atau air mineral perlahan-lahan secukupnya sambil digoyang-goyangkan dengan merata selama sekitar 1(satu) menit. Pada telur yang cukup banyak jumlahnya maka dapat digunakan kuas halus atau bulu ayam untuk mencampur atau mengaduk telur dan sperma agar merata. Setelah itu cuci dengan air lagi beberapa kali sampai kelihatan airnya bersih. Telur siap ditetaskan atau diinkubasikan.

2.7.6 Penetasan

            Penetasan telur dilakukan di dalam fiberglass berbentuk corong dengan aliran air (sirkulasi) dari air sumur yang sudah “tua”(diaerasi minimal 48 jam) atau air minirel (drinking water). Telur akan menetas selama 15-26 jam pada suhu 26-270C.

2.7.7 Pemeliharaan

            Ikan botia daya tetasnya masih rendah  baru sekitar 40%.Hal ini karena umumnya induk botia susah beradaptasi. Namun demikian,bila dirawat dengan baik,peluang hidup larva bias mencapai 80-90%.Larva yang menetas akan lebih baik dipelihara dalam corong sampai 4 hari yaitu sampai makan artemia. Baru sesudah itu larva dapat dipindahkan ke tempat pemeliharaan larva seperti akuarium atau bak. Pakan larva botia adalah pakan alami. Mulut botia akan membuka pada hari ke-4. Ukuran bukaan mulut sudah sekitar 0,2 – 0,3 mm sehingga nauplii Artemia tetasan 24 – 36 jam yang berukuran 0,1 – 0,15 mm sudah dapat ditelan.

2.7.8 Pemanenan

            Larva pada hari ke-4 kuning telur mulai mengecil kira-kira tinggal seperempatnya dan mulut serta anus mulai membuka. Larva mulai dapat memangsa makanan. Bukaan mulut  larva botia cukup besar sehingga nauplii Artemia tetasan 24 – 36 jam sudah tertelan. Hari ke-5 larva sudah dapat makan dengan baik dan hari ke-6 kuning telur sudah habis sama sekali.

            Sirip-sirip mulai tumbuh dan semua anggota badan lengkap pada hari ke-13 (Legendre et al., 2005).Benih ukuran 2,5 cm (1 inchi ) akan dicapai dalam waktu 30 hari pemeliharaan. Pakan benih biasa diberikan cacing atau pellet halus.

Minggu, 24 Oktober 2010

Pembenihan Ikan Black ghost (Afteronotus albifrons, Linneaus)

PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Ikan Black ghost (Afteronotus albifrons, Linneaus) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias memproduksi benih sebagai komoditas lokal maupun ekspor.
Ikan Black ghost (Afteronotus albifrons, Linneaus) berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam. Ikan ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan kemudian melancip dibagian perut.
Persyaratan kualitas air media yang dikehendaki ikan Black ghost yaitu Soft  (lunak) dan cenderung asam, walaupun demikian ikan Black ghost relatif dapat hidup pada kondisi air yang bervariasi. Ikan Black ghost juga memilih makanan jenis tertentu, dapat memakan pakan kering, beku maupun makanan hidup, walaupun demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut.
Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan di malam hari (nokturnal), sehingga pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daun, akar tanaman, atau benda lainnya di dasar sungai. Dilihat dari kebiasaan berenangnya, ikan ini cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya di dasar sungai. Namun yang masih kecil akan berenang ke atas dan ke bawah perairan dengan lincahnya. 
PEMBENIHAN IKAN BLACK GHOST
2.1         Klasifikasi Ikan Black Ghost
            Menurut Bernhard Grzimek (1973) dalam Yovita H.I dan Mahmud Amin,sistematika ikan black ghost adalah sebagai berikut :
Kingdom          : Pisces
Filum               : Chordata
Subfilum          : Vertebrata
Superklas        : Agnatha (jawless fishes)
Kelas               : Osteichthyes (bony/teleost fishes)
Subklas           : Actinopterygii (spiny-rayed fishes)
Super Ordo     : Teleostei
Ordo                : Cypriniformes (Carp)
Sub Ordo         : gymnotoidei (electric eels)
Famili               : Ateronotidae
Genus              : Apteronotus
Species           : Apteronotus albifons (black ghost kifes fishes)
2.2         Penentuan Lokasi
Setiap makhluk hidup akan dapat berkembang baik bila berada dilingkungan yang sesuai. demikian pula dengan ikan black ghost,faktor lingkungan sangat mempengaruhi kehidupannya. Adapun faktor lingkungan yang sangat berpengaruh diantaranya; parameter air dan wadah budidaya.
Parameter air yang biasa diukur yaitu pH, 0dH dan suhu. Keasaman (ph) air yang cocok untuk ikan black ghost berkisar antara 6,6 – 7. Untuk 0dH (degrees of German hardness) atau kekerasan air yang berhubungan dengan jumlah kalsum dan magnesium dalam air.Dasar pengukurannya adalah mg kalsium karbonat (CaCO3) per liter air.semakin kecil ukuran 0dH maka semakin lembut air tersebut. Ikan black ghost ini akan berkembag baik pada kisaran suhu air 260 C.
Pada umumnya untuk pembudidayaan (pembenihan ataupun pemelharaan) ikan black ghost ini dilakukan dengan menggunakan media bak/kolam permanen dan akuarium.
Berdasarkan pertimbangan diatas, maka didalam usaha pembudidayaan  ikan black ghost ini harus memperhatikan kriteria-kriteria Penentuan lokasi lahan budidaya agar tujuan dari budidaya itu sendiri dapat tercapai. Untuk lebih jelasnya tentang pemaparan diatas, maka akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.
2.3         Pemilihan Sarana dan Prasarana
Persiapan sarana dan prasarana pemijahan akan sangat mendukung keberhasilan kegiatan pemijahan.  Beberapa hal yang perlu dipersiapkan adalah kolam dan perlengkapannya serta air pemeliharaannya.
A.   Memilih Kolam Pemijahan
Kolam untuk pemijahan dapat berupa kolam permanen, yaitu kolam yang disemen atau kolam yang dibuat dari bak fiber.  Kolam dari bahan fiber mempunyai kelebihan yaitu dapat menjaga atau menstabilkan suhu.  Oleh karena kelebihan itu maka kelebihan air dalam fiber akan lebih hangat dibandingkan dengan air dalam kolam semen atau beton.  Kolam yang dibuat dari semen atau beton lebih cepat memberi perubahan suhu air.
Ukuran kolam pemijahan tidak ada standarnya, yang terpenting blackghost dapat bergerak bebas.   Sebagai contoh ukuran kolam pemijahan yang dapat digunakan adalah 2,5 m x 1,5 m x 0,5 m.  Dengan ukuran tersebut kolam pemijahan dapat diisi induk Black ghost sebanyak 20 ekor.
Kolam sebaiknya ditempatkan ditempat yang tidak mudah goyah.  Hal ini diperlukan mengingat ikan membutuhkan kenyamanan saat bertelur.  Kolam yang terbuat dari semen atau beton jelas tidak mudah goyah.  Lain halnya dengan kolam yang terbuat dari fiber.  Agar tidak mudah goyah, kolam fiber ebaiknya diletakan ditempat yang relatif datar. Agar tidak mudah goyah, kolam fiber sebaiknya diletakkan ditemapat yang relatif datar dengan kemiringan sedikit di tempat pembuangan air.  Lantai atau alas fiber dapat langsung dari semen atau dari tanah.
Rasa nyaman bagi ikan tidak hanya didukung oleh letak kolam yang stabil, tetapi juga tata letak kolam.  Kolam yang jauh dari keramain dan berada di tempat yang tertutup serta agak gelap dapat membuat ikan merasa nyaman dan dapat berkembang biak dengan baik.
B.   Menyiapkan air pemeliharaan
Air merupakan faktor vital dalam pemijahan ikan Black ghost sehingga sumber dan kualitas air menjadi pertimbangan penting bila akan membuka usaha pemijahan ikan Black ghost.  Saat memilih lokasi perlu dicari ketersediaan sumber air yang alami, seperi sumur atau air tanah.  Apabila terdapat sumber air maka sebaiknya segera diperiksa kualitas airnya (pH) dari air tersebut.  Untuk back ghost, pH ideal sekitar 6,6, tetapi ikan ini masih berkembang dengan baik pada pH 6-7.  Apabila air yang telah tersedia sudah memenuhi persyaratan maka dapat segera mendirikan usaha pemijahan Black ghost.
C.   Perlengkapan lain
Beberapa perlengkapan utama yang perlu disediakan untuk memijahkan ikan Black ghost adalah tempat persembunyian, aerator, filter dan lain-lain.
1.    Tempat Persembunyian
Tempat persembunyian merupakan salah satu perlengkapan penting yang dibutuhkan dalam usaha pemijahan ikan Black ghost.  Hal ini berkaitan dengan kebiasaan ikan Black ghost yang menyukai suasana gelap.  Tempat persembunyian akan penuh dengan Black ghost pada saat siang hari.  Sebaiknya pada malam har, ikan Black ghost akan keluar dari tempat persembunyiannya dan melakukan aktivitas.
Ukuran tempat persembunyian sebaiknya dsesuaikan dengan ukuran induk ikan Black ghost.  Seperti halnya di akuarium, untuk tempat persembunyian dapat digunakan paralon yang berukuran besar.  Namun tempat persembunyian dari paralon harganya cukup mahal.  Untuk menggantikannya dapat menggunakan tumpukan batu bata dan genting.   Tempat persembunyian dibuat dengan meletakkan batu bata secara berderet dengan jarak kira-kira 20 cm dan di atasnya ditutup dengan genting.  Selanjutnya di sisi kiri dan kanan batu bata disandar genting sehingga rangkaian tersebut membentuk suatu lorong.
2.    Aerator
Penggunaan aerator adalah untuk menambah ketersediaan oksigen didalam air. Penambahan oksigen ini penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen di air maka tidak akan mencukupi.
Apabila usaha pemijahan masih berskala kecil dapat dipilih aerator seperti yang digunakan untuk pemeliharaan ikan black ghost di akuarium. Namun bila skala usahanya sudah tergolong besar, maka sebaiknya aerator dibuat secara parallel untuk efisiensi biaya produksi. Aertor ini bersumber dari blower dan udara yang dihasilkan disalurkan lewat paralon yang bercabang-cabang. Paralon dilubangi dan disambung dengan selang sesuai dengan jarak media budidaya.
3.    Filter
Filter berguna untuk menyaring air dikolam atau benda lain yang yang tidak diinginkan. Pda pemijahan skala besar membutuhkan banyak filter karena setiap kolam membutuhkan filter.
4.    Tempat untuk bertelur (substrat)
Untuk tempat menempelnya telur, digunakan bahan pakis atau ijuk yang telah ditata rapih (kakaban). kakaban diletakan di antara dua keramik. di antara kakaban dan keramik diberi batu agar telu-telur dapat masuk ke sela-sela pakis dan dapat terhindar dari mangsa induk jantan.
Sarana dan bahan yang diperlukan untuk memproduksi ikan Black ghost adalah:
à           Akuarium ukuran ( 40 x 40 x 80 ) cm sebagai tempat pemeliharaan induk dan sekaligus tempat pemijahan dilengkapi dengan tempat penempelan telur berupa baki plastik yang diisi dengan batu, atau batang pohon, pakis.
à           Akuarium ukuran ( 60 x 40 x 40 ) cm sebagai tempat penetasan telur.
à           Instalasi aerasi berupa blower, selang airasi dan batu aerasi.
à           Peralatan lain seperti selang untuk mengganti air, scope net dan alat-alat pembersih akuarium (sikat. dan lain-lainya)­.
2.4         Pengadaan Induk
A.   Seleksi Induk
Induk yang baik untuk dipijahkan adalah ikan yang sehat dan sudah dewasa, berumur kurang lebih 1,5 tahun dengan ukuran panjang badan antara 7-8 inchi (20-30 cm).  Induk yang sehat dapat ditandai dengan warna tubuh yang cerah, bersih, tidak cacat serta gerakannya lincah (aktif).
B.   Perbedaan jantan dan betina
·      Induk betina
Ikan betina mempunyai dagu pendek, badannya gemuk dan lebih bear dengan ukuran lebih pendek daripada ikan jantan.
·      Induk jantan
Ikan jantan mempunyai dagu panjang dan rata (lurus) dengan badan panjang dan lurus.
2.5         Pematangan Gonad
Perbedaan jantan dan betina ikan dewasa terutama dapat dilihat dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang). Pada ikan jantan, dagunya relatif lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih langsing dibandingkan dengan ikan betina yang mempunyai bentuk perut yang gendut. Pada induk jantan dewasa, terdapat cairan putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya. Induk Black ghost dapat matang telur setelah berumur sekitar satu tahun dengan panjang + 15 cm.
A.   Perawatan Induk
Induk betina dan jantan dipelihara dalam satu wadah berupa akuarium berukuran ( 80 x 40 x 50 ) cm, yang dilengkapi dengan instalasi aerasi dengan pakan berupa 'Blood Warm' yang diberikan dengan frekuensi 3 kali/hari secara (ad libitum).
Pergantian air harus dilakukan setiap hari untuk membuang kotoran-kotoran yang terdapat di dasar akuarium dan menjaga kualitas media pemeliharaan.
Black ghost hidup pada selang suhu 23 - 28 °C , pH 6. 5 - 7.5, dan kesadahan GH 5 - 15 (lunak).   Meskipun demikian secara umum  Black ghost dapat hidup pada berbagai kondisi air yang bervariasi. 
Black ghost merupakan karnivora,  makanan utamanya adalah pakan hidup, terutama cacing rambut.  Cacing  dapat pula diberikan dalam bentuk beku. Sampai tahap tertentu dapat pula menerima pakan kering.  
Secara umum Black ghost  merupakan ikan pemalu dan dianjurkan untuk dipelihara dalam akuarium gelap dengan banyak tempat persembunyian seperti akar, kayu, atau bebatuan. Dianjurkan pula untuk memberikan dasar berpasir halus dengan banyak tanaman. 
Suhu air selama masa pemijahan harus selalu dipertahankan yaitu berkisar antara 26-28o dengan kisaran pH antara 6-7. Jenis pakan yang diberikan untuk induk ikan Black ghost adalah cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk). Cacing darah dapat diberikan dalam keadaan hidup atau beku. Sementara pemberian jentik nyamuk berfungsi untuk mempercepat penuaan sel telur.  Saat proses pemijahan sebaiknya Black ghos jangan debri cacing sutera karena kadar lemaknya tinggi.  Jumlah pakan yang diberikan 3-4%.  Pergantian air di akuarium atau bak pemijahan dilakukan dengan cara disiphon/disedot sebanyak 1/3 bagian dari jumlah air keseluruhan.
B.   Penyediaan Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pembenihan ikan baik itu ikan hias maupun ikan konsumsi. Karena tingkat produktivitas yang tinggi salah satunya ditentukan oleh ketersediaan pakan selam proses usaha pembenihan berlangsung.  Pakan yang diberikan untuk balck ghos yang memijah adalah cacing darah (blood worm) dan jentik nyamuk (larva nyamuk).  Sedangkan untuk larvanya pakan yang paling cocok untuk bukaan mulutnya adalah artemia.  Pakan-pakan tersebut bisa dibeli dipasaran tetapi bisa juga di kultur sendiri oleh pengusaha pembenihan.
1.    Cacing Rambut
Cacing rambut sering ditemukan di selokan-selokan atau sungai-sungai yang airnya banyak mangandung bahan organik. Sebelum diberikan pada ikan, cacing rambut tersebut perlu dicuci bersih dan ditampung sementara selama 1 - 2 hari. Salah satu bentuk wadah penampungan cacing rambut dapat dilihat pada Gambar 10. Bak penampungan cacing diberi air mengalir dan diaerasi. Bilajumlah cacing rambut terlalu banyak, maka sisanya dapat dimasukkan dalam kantong plastik dan dibekukan di freezer. Cacing yang dibekukan harus diberikan pada ikan pada kondisi masih beku.
2.    Artemia
Artemia merupakan pakan alami yang diberikan pada larva ikan Black ghost yang telah habis masa kuning telurnya yaitu setelah berumur 3 hari.  Pakan artemia diberikan karena merupakan pakan yang sesuai dengan bukaan mulutnya dan kandungan nutrisi artemia yang tinggi.
Kandungan nutrisi artemia terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, air, dan abu. Protein merupakan kandungan terbesar, yaitu antara 40 – 60 %. Adapun komposisi kandungan nutrisi artemia selengkapnya disajikan pada Tabel 1 berikut ini.
 Tabel 1. Komposisi Kandungan Nutrisi Artemia
Jenis nutrisi
Komposisi
Protein
Karbohidrat
Lemak
Air
Abu
40 – 60
15 – 20
15 – 20
1 – 10
3 – 4
Kandungan protein yang tinggi inilah yang menyebabkan artemia digunakan sebagai pakan alami yang sulk diganrikan dengan pakan yang lain. Menurut hasil penelitian Fakultas Peternakan IPB (1994), kandungan protein di dalam artemia dapat mencapai 58,58 %. Dalam penelitian yang sama kandungan nutrisi lainnya adalah lemak 6,15 %, karbohidrat 30,15 %, abu 5,12 %, dan kandungan energi 5,02 kkal/g.
Komposisi kandungan nutrisi artemia ini cukup bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan komposisi kandungan nutrisi tersebut di antaranya strain, kualitas dan ketersediaan makanan, serta kondisi media tempat artemia hidup. Sementara itu terdapat perbedaan kandungan lemak dari artemia  yang berasal dari danau yang bergaram dan dari air laut. Artemia yang berasal dari danau yang bergaram kaya akan asam linoleat, sedangkan yang berasal dari air laut kaya akan (kelompok asam lemak erusit). Berikut ini kandungan asam lemak esensial pada artemia berdasarkan dua hasil penelitian.
Tabel 2. Komposisi Asam Lemak Esensial Artemia
Asam Lemak
Hasil analisis TIM IPB (1994)
Hasil analisis watanabe dkk.
Laurat
Miristat
Pentalekanot
Palmitat
Hantaletanoat
Stearat
Oleat
Linoleat
linolenat
-
0,54
-
8,52
1,17
3,40
19,96
5,86
22.03
-
0,60
-
11,00
-
3,30
26,70
8,90
27,60
Artemia dikenal juga sebagai udang renik air asin dan dijual di pasaran berupa telur (kiste) yang dikemas dalam kaleng (gambar 4). Kiste tersebut ditetaskan menjadi nauplii untuk diberikan pada larva ikan. Penetasan kiste artemia menggunakan wadah dari botol (gallon) air minum bekas atau dari fiber yang berbentuk corong (Gambar 4). Wadah penetasan tersebut diisi air sebanyak 5 - 10 liter yang dicampur dengan garam dapur sebanyak 150 - 300 g (30 ppt). Setelah garam larut, kiste Artemia ditebarkan secukupnya. Untuk mempercepat penetasan, wadah penetasan dilengkapi dengan aerator agar sirkulasi udara dalam wadah dapat berjalan dengan lancar.
Penetasan kiste Artemia dapat juga dilakukan dengan proses dekapsulasi, yakni menipiskan cangkang kiste sebelum ditetaskan sehingga kualitas dan kuantitas nauplii akan lebih tinggi. Dekapsulasi dilakukan dengan cara merendam kiste dalam larutan klorin (NaOCI) 40 % atau kaporit (Ca(Ocl2)) dan NaOH sebanyak 15 g/liter air. Selama perendaman, kiste terus-menerus diaduk hingga terjadi perubahan wama menjadi merah oranye dan tidak licin. Selanjutnya, kiste disaring dengan saringan halus dan dibilas dengan air tawar kemudian dilanjutkan dengan proses penetasan seperti biasa.
Dalam waktu 24 jam, kiste Artemia akan menetas menjadi nauplii dan dapat diberikan pada larva ikan, tetapi air penetasan jangan terlalu banyak yang terambil. Agar air garam tidak banyak yang terambil, beberapa menit sebelum dilakukan pemanenan, aerasi dimatikan sehingga nauplii akan berkumpul di dasar wadah dan bisa disipon keluar kemudian disaring dan dicuci dengan air bersih. Kiste yang tidak menetas sebaiknya tidak tercampur dengan larva karena tidak dapat dicema oleh larva.
Dalam prakteknya, penyediaan pakan hidup Artemia harus melalui proses dekapsulasi terlebih dahulu, karena akan diperoleh beberapa keuntungan, yaitu :
1)     Tidak perlu adanya pemisahan nauplius dari cangkang, karena chorion cyst sudah dihilangkan.
2)     Kandungan energi lebih tinggi karena tidak dipakai untuk proses penetasan.
3)     Cyst telah disuci-hamakan melalui larutan hipokhlorit.
4)     Dapat langsung digunakan untuk makanan larva.
5)     mengurangi jumlah tenaga kerja.
Adapun langkah-langkah prosedur dekapsulasi kista artemia adalah sebagai berikut :
1)    Hidrasi cyst
Penghilangan lapisan khorion yang sempuma hanya dapat dilakukan jika cyst berbentuk bulat. Untuk mendapatkan keadaan itu, cyst harus dibiarkan menggembung dengan cara hidrasi. Umumnya hidrasi penuh dapat tercapai setelah 1 - 2 jam dengan air tawar atau air laut (maksimal 35 permil) pada suhu 25°C.
2)    Perlakuan dalam larutan hipokhlorit
Untuk perlakuan dekapsulasi, dapat digunakan larutan NaOCI atau Ca (OCl)2 yang lebih dikenal dengan kaporit. Jika NaOCI yang digunakan, maka Natrium dan OCl terionisasi dalam larutan dan terbentuk HOCl dalam air, sedangkan jika Ca (OCl)2 yang digunakan akan dihasilkan 2 ion OCl untuk setiap molekul hipokhlorit. Dapat dikatakan bahwa OCl berperan dalam khorion, tetapi hal ini masih belum pasti. Aktivitas dan konsentrasi maksimal adalah pada PH 10, dibandingkan pada PH rendah. 0,5 gram bahan aktifdan 14 ml larutan dekapsulasi diperlukan untuk dekapsulasi 1 gram cyst. Di banyak negara, Ca (OCl)2, lebih murah sebagai sumber khiorin aktifdaripada Na Ocl2 Ca (OCl)2 merupakan produk yang lebih stabil daripada Na OCl dan dapat disimpan dalam waktu yang lebih lama. Aktivitas Ca (OCl)2 biasanya tepat seperti yang dinyatakan dalam label dari produk komersial (umumnya 70 % bahan aktif). Aktivitas larutan Na OCl dapat ditentukan dengan mengukur indeks refraktif pada refraktometer. Nilainya adalah :
Y = 3000 X-4003
Y = Aktivitas Na OCl dalam gram per liter
X = Indeks refraktif.
Dengan Na OCl, 0, 15 gram NaOH teknis (0,33 ml, 40 % larutan) harus ditambahkan dalam tiap gram cyst untuk meningkatkan PH larutan dekapsulasi sampai sekitar 10. Jika yang digunakan Ca(OCl)2 maka 0,67 gram Na2CO3 atau 0,4 gram CaO harus dibuat dengan air laut 35 permil. Untuk Ca (OCl)2, yang digunakan adalah cairannya saja, dengan cara mencampurkannya dengan air laut, volume telah ditentukan dan diaerasi kuat selama sekitar 10 menit. Selanjutnya aerasi dimatikan dan suspensi dibiarkan mengendap serta cairan yang mengandung larutan Ca (OCl)2, dapat digunakan untuk dekapsulasi.
Setelah pemindahan cyst dalam larutan dekapsulasi, maka harus dipertahankan dalam keadaan suspensi dengan aerasi secara kontinu. Dalam beberapa menit mulai terjadi reaksi oksidasi eksotermik dan tumbuh busa. Sejalan dengan larutnya khorion, terjadi perubahan warna cyst, yaitu dari coklat tua ke abu-abu, kemudian oranye. Selama dekapsulasi, temperatur harus diperiksa secara teratur dan es harus ditambahkan untuk mencegah peningkatan temperatur di atas 40°C. Jika cyst dipertahankan dalam larutan dekapsulasi, akan membunuh embrio. Oleh karena itu, cyst harus dipindahkan segera dari larutan setelah proses selesai. Penyelesaian proses dapat dilakukan dengan pengamatan secara periodik setelah adanya perubahan warna dari cyst yang didekapsulasi.
3)    Pencucian dan Diaktivasi Residu Khiorin
Selama perlakuan, larutan dekapsulasi bereaksi terhadap khorion cyst. Akibat reaksi tersebut, terbentuk beberapa senyawa organokhiorin yang melekat pada cyst hasil dekapsulasi yang dapat mengurangi kualitas dan kegunaan cyst yang didekapsulasi. Oleh karena itu, setelah pencucian dapat ditambahkan 1 % Na2S203, sebanyak 0,5 ml/gram cyst sehingga membentuk persenyawaan yang larut dengan persenyawaan organokhlorin. Dengan demikian dapat menghilangkan sisa-sisa larutan dekapsulasi pada cyst tersebut dapat digunakan secara langsung sebagai makanan atau didehidrasi untuk penyimpanan.
2.6         Pemijahan
Pemijahan ikan black ghost dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu set pasang dan set massal.
Pemijahan dengan cara set pasang dilakukan di akuarium dengan ukuran 100 x 50 x 40 cm dapat diisi dengan 7 ekor induk dengan perbandingan 3 ekor induk jantan 4 ekor induk betina
Pemijahan dilakukan secara masal di dalam akuarium yang sekaligus sebagai tempat pemeliharaan induk. Perbandingan induk betina dan jantan adalah 2 : 1. Pada wadah pemijahan tersebut, ditempatkan baki plastik berukuran ( 3pada bagian tengah baki ditutup dengan baki berlubang (20x15x10) cm untuk melindungi telur dari pemangsaan induknya sendiri. Untuk akuarium ukuran (80 x 60 x 50 ) cm dapat dipelihara 10 ekor induk betina dan paling sedikit 5 ekor jantan. Lingkungan tempat pemeliharaan dan pemijahan ikan Black ghost biasanya dibuat relatif gelap, dan ikan ini memijah pada malam hari.
2.7         Penetasan Telur
Dalam waktu 3-4 hari telur black ghost akan menetas. namun, hanya telur fertile ini saja yang akan menetas. telur yang fertile ditandai dari warnanya yang kuning cerah dan diliputi lender. sementara telur steril yang berwarna putih susu tidak akan menetas.
Selain merupakan telur steril, telur tidak mau menetas karena ada dua kemungkinan berikut.
1)    Kualitas telur jelek. faktor ini biasanya disebabkan oleh pemberian pakan yang kurang bagus atau telur tersebut dihasilkan oleh induk induk yang baru pertama kali bertelur.
2)    Penggunaan obat penetas (metil biru) yang berlebihan sehingga telur menjadi gosong.
Telur yang tidak menetas atau membusuk sebaiknya segera diangkat atau dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidup ikan yang baru menetas. telur yang membusuk juga dapat menurunkan kualitas air.
untuk mengurangi persentase telur yang tidak menetas maka dapat dilakukan pemberian umpan berupa jentik nyamuk pada induk black ghost.
Anak black ghost yang keluar dari telur mula-mula berwarna putih atau seperti berlendir. dengan bertambahnya umur, anak black ghost berubah warna dari putih menjadi hitam. perubahan warna ini juga diikuti dengan menghilangnya lender dari tubuhnya. setelah berumur satu minggu, anak black ghost yang masih berukuran kecil ini diberi pakan kutu air dan artemia.
2.8      Perawatan larva
Anak-anak black ghost yang lahir perlu mendapatkan perawatan yang memadai agar cepat besar. bagi pembudidaya yang mengusahakan pembesaran black ghost upaya perawatan yang sungguh-sungguh merupakan hal penting yang harus dilakukan. beberapa bentuk perawatan yang diterapkan pada pembesaran black ghost adalah persiapan akuarium, air, dan prlengkapannya; pemberian pakan; pembersihan air dan akuarium; dan seleksi anakan.
Akuarium merupakan wadah pembesaran black ghost yang umum digunakan oleh pembudidaya. Sebaga tempat pembesaran tidak ada aturan baku ukuran akuarium yang digunakan. Namun, sebaiknya ukuran akuarium disesuaikan dengan jumlah dan ukuran anak black ghost yang akan dibesarkan. Sebagai contoh akuarium yang berukuran 100cm x 35cm x 50cm dapat diisi anak black ghost yang baru menetas 3-4 hari sebanyak 200-250 ekor.
Selain ukuran akuarium, hal lain yang perlu diperhatikan adalah kualitas air sebagai media pemeliharaan. Kualitas air untuk pembesaran black ghost sama seperti air yang digunakan untuk pemijahan, yaitu dengan pH 6-7 dan 0dh 7.
Air yang digunakan untuk pembesaran black ghost sebaiknya merupakan air bersih yang telah diendapkan selama 24 jam dan diberi aerator (pada saat pengendapannya). Untuk mengetahui kesiapan air yang akan digunakan untuk pembesaran black ghost maka dapat diuji dengan melihat reaksi ikan. Caranya, masukkan 1-3 ekor black ghost ke dalam akuarium yang telah diisi air. Apabial black ghost langsung bersembunyi berarti air tersebut telah dapat digunakan. Namun, bila black ghost naik ke permukaan dan terlihat lemas berarti air tersebut belum digunakan.
Untuk mengatasi air yang belum siap digunakan, ditambahkan metil biru ke dalam air tersebut. Pemberian metil biru ini terutama dilakukan pada air yang digunakan untuk pemeliharaan anak black ghost yang masih berukuran kecil dan baru pindah tempat (baru dibeli). Tujuan pemberian metil biru ini adalah agar anak black ghost tetap sehat karena metil biru mengandung antibiotik. Selai tiu, dengan berubahnya warna air yang menjadi kebiruan karena pemberian metil biru merupakan kondisi yang lebih disukai black ghost sehingga ikan tidak akan stress ketika dipindahkan. Banyaknya metil biru yang diberikan sekitar 1%.
Selain dengan pemberian metil biru, untuk memudarkan warna air yang bening dapat dilakukan dengan memasukkan daun bacang atau daun ketapang kering. Fungsi lain dari pemberian daun-daun tersebut adalah sebagai tempat persembunyian.
Perlengkapan utama yang harus ada dalam dalam akuarium pembesaran black ghost adalah aerator dan tempat persembunyian. aerator yang digunakan.
2.9         Panen dan Pasca Panen
Usaha ternak black ghost ada dua macam, yaitu usaha pemijahan dan usaha pembesaran. dalam usaha pamijahan, peternak hanya melakukan pemijahan hingga telur menetas. anakan yang baru menetas dijual kepada peternak yang mengusahakan pembesaran. Dalam usaha pembesaran anak black ghost yang baru menetas hingga berukuran kira-kira 3 inci atau lebih tergantung pada permintaan. umumnya, eksportir dan penjual ikan meminta black ghost yang berukuran 2-3 inci.
Black ghost yang di usahakan, baik pemijahan atau pembesaran masih melewati proses panen dan pascapanen sebelumnya  sampai ke konsumen. untuk mengurangi tingkat kematian black ghost yang akan dijual maka panen dan pascapanennya harus dilakukan secara benar dan hati-hati.
A.    Panen dan Pascapanen Usaha Pemijahan
Waktu panen anak black ghost hasil pemijahan ditentukan oleh permintaan. dari usaha pemijahan, anak black ghost yang berumur 3 hari sudah dapat dijual. Pada umumnya, pembeli anak hasil pemijahan adalah peternak yang akan mengusahakan pembesaran black ghost. oleh karenanya, Pembelian anak black ghost ini biasanya dalam jumlah banyak, misalnya 500 ekor atau bahkan 2.000 ekor. Di akhir tahun 1999 harga jual anak black ghost yang berumur kira-kira 3 hari adalah Rp. 600,00/ekor.
Anak black ghost yang berumur 3 hari ukurannya masih sangat kecil sehingga pengambilannya harus dilakukan dengan hati-hati. Anak black ghost tersebut diambil dengan sendok besar, dihitung jumlahnya, dan ditempatkan ke suatu wadah. Apabila jumlahnya belum sesuai permitaan, anak ikan diambil lagi dengan cara yang sama. Setelah jumlahnya sesuai, anak black ghost berikut airnya dimasukan kedalam kemasan plastic. Air yang diisikan cukup sekitar 1/3 dari volume plastik. Selanjutnya kedalam kemasan plastic tersebut dimasukan Oksigen. Pengangkutan anak ikan dengan penambahan oksigen dapat bertahandalam waktu 24 jam.
Kemasan plastik yang berisi anak ikan tersebut siap diangkut dengan dimasukan ke dalam kardus atau wadah pengangkutan ikan lain. Cara pengangkutan sederhana ini dilakukan untuk jarak tempuh yang tidak terlalu jauh. Apabila jarak tempuhnya terlalu jauh atau membutuhkan waktu lebih dari 24 jam sebaiknya dipilih anak ikan yang berukuran 1-2 inci.
B.    Panen dan Pasca Panen Usaha Pendederan
Dari usaha pendederan, Black ghost biasanya dipanen saat mencapai ukuran 1-3 inchi. Ukuran tersebut dapat dicapai dalam masa pemeliharaan sekitar 3 bulan. Pada akhir tahun 1999, harga black ghost ukuran 2-3 inci sekitar Rp. 6000,00. Namun, ada pula pembeli yang menginginkan anak black ghost denga ukuran yang lebih besar tentunya harganya lebih mahal karena waktu pemeliharaannya lebih lama.
Pengambilan anak black ghost yang berukuran 1-3 inci lebih mudah dilakukan, yaitu dengan bantuan serok. Setelah dipilih dengan ukuran yang sama, black ghost ditempatkan ke suatu wadah sebelum dimasukan kedalam kemasan.
Kemasan untuk mengangkut ikan umunnya digunakan plastic polietilin (PE) yang dirangkap dan bagian bawahnya dengan karet agar tidak terbentuk sudut untuk menghindari kebocoran. Selain dengan kantong plastic yang harus diikat bawahnya, ada kantong plastic khusus untuk mengemas black ghost. Bagian bawah kantong plastic tersebut berbentuk segi empat dan tidak membentuk sudut sehingga langsung dapat digunakan.
Kantong plastik yang berisi air dan ikan tersebut nantinya dikemas lagi dalam kardus. Sebelum kantong plastic dimasukan, kedalam kantong plastic tersebut dimasukan Styrofoam yang berfungsi untuk menahan cuaca dari luar sehingga kondisi didalamnya dapat dipertahankan. Dibagian luar kardus perlu dituliskan nama dan alat importir serta eksportir dan spesifikasi ikan yang diangkut.
Perjalanan yang sangat jauh mempengaruhi kondisi ikan yang diangkut. tak jarang selama perjalanan ikan mengalami stress dan kehilangan banyak energy sehingga menjadi lemah dan akhirnya mati. Untuk menghindari hal itu maka perlu melakukan pengamanan terhadap turunnya kualitas air dan menjaga ikan tidak stress. Kualitas air yang perlu dijaga yaitu stabilitas suhu dan kebersihan air media.
1.            Menjaga stabilitas suhu
  Suhu Negara-negara tujuan ekspor cukup bervariasi. Ada Negara tujuan yang suhunya lebih tinggi dibandingkan Indonesia dan ada pula yang lebih rendah. Untuk itu, perlu dilakukan usaha untuk menstabilkan suhu dalam kardus. Apabila negara tujuan ekspor sedang mengalami musim dingin, penutup Styrofoam dapat diikatkan media penghangat (heat pack) yang terdiri dari berbagai senyawa kimia yang dapat mengeluarka panas. Panas yang dikeluarkan oleh media penghangat tersebut rata-rata 210 C dan maksimum 430 C. Panas Ini Dapat Bertahan Selama 60 Jam
Apabila Negara tujuan ekspor mempunyai suhu lebih panas dibandingkan Indonesia, maka untuk menurunkan suhu diperlukan es batu. Dalam satu kemasan kardus dapat diberi 3-4 bunkus es batu. Agar embun yang dihasilkan es batu tidak menetes, kantong es dapat dibungkus dengan Koran.
2.            Menjaga Kebersihan Air Media
Air media pengangkut biasanya akan kotor karena adanya sekresi ikan yang berupa lender dan kotoran. Sekresi ini perlu dikurangi karena menimbulkan amoniak yang dapat mematikan apabila berbentuk nitrit (NO2). Untuk mengurangi kotoran ikan yang keluar selama dalam pengangkutan maka sebelum diangkut ikan dipuasakan dulu selama 2 hari. Sementara untuk menetralisir amoniak yang dihasilkan dari sekresi ikan dapat dilakukan pemberian antiamonia (ammonia chloramines chlorine) dalam air media pengangkutan. Dosis yang digunakan adalah 5 ml/ 3,7 l air.
Untuk mencegah agar ikan  tidak stress dapat dilakukan dengan member obat antistress (protective slime coating and electrolytes). Obat ini dapat menggantikan garam atau mineral yang hilang dan mempertahankan kualitas air. Dosis yang digunakan adalah 5 ml/ 3.7 l air.
Berikut ini gambaran umum tata niaga black ghost di Indonesia.